Thursday, July 1, 2010

Bagaimana pertama kali saya mengenal pesawat terbang

Oleh  : Kang Tatang

     Pada bulan Februari tahun 1955 saya dilahirkan di kota kembang Bandung dibesarkan dari keluarga biasa-biasa saja di desa Ciburuy ,Mohamad Toha Bandung selatan , kedua orang tua saya walaupun bukan orang berada tetapi selalu mengutamakan pendidikan untuk anak-anaknya ,apalagi saya sebagai anak pertama selalu mendapat prioritas utama dengan harapan katanya kalau sudah berhasil nantinya dapat membantu adik-adik nya, begitulah konsep yang umum dari keluarga sederhana di didesa.


     Tahun 1961 saya masuk Sekolah Rakyat Pasawahan ,kalau sekarang Sekolah Dasar ( SD ), pada waktu saya duduk dikelas 3 ketika ada pelajaran mengarang cita2 ,sering berulang-ulang saya membuat karangan cita2 dengan judul " ingin jadi seorang Penerbang " ,kenapa begitu ?.. karena hampir setiap hari saya melihat kapal udara ( pesawat terbang )lewat di atas rumah saya, kebetulan juga rumah dimana saya tinggal tidak jauh dari Lapangan terbang Margahayu ,setiap melihat pesawat itu dari atas pohon jambu dihalaman rumah karena ingin lebih dekat lagi , saat itu selalu terpikir oleh saya bagaimana kapal seberat itu bisa terbang di udara dan terlintas di benak saya alanghkah bangganya kalau jadi sopirnya.....
pernah saya sampaikan dengan bahasa anak-anak keinginan ini kepada ibu saya ..dan ibu menjawab " ya emak do'a kan udah gede nanti biar jadi pilot ''

     Pada suatu kesempatan saya di bonceng dengan sepeda oleh ayah saya diajak ke Lapangan terbang Andir sekarang di sebut Lanud Husein Sastranegara ,dibalik pagar kawat waktu itu saya bangga sekali dapat melihat kapal terbang yang lagi parkir dari jarak dekat yang kemudian saya tahu itu namaya pesawat " Dacota DC 3" ,rasanya ingin sekali kalau memungkinkan ingin masuk ke dalam ruang pengemudinya.. ...

    Kesempatan berikutnya waktu saya kelas 4 SR ada acara dari sekolah berkunjung ke Lapangan Pacuan Kuda Tegal lega, untuk menyambut kedatangan Bung Karno ke Bandung ,waktu itu saya terkagum pertama kali menyaksikan pesawat Helikopter yang ditumpangi Persiden RI Bung Karno mendarat ,ketika itu yang berkesan pada saya selain pertama kali melihat langsung Persiden adalah menyaksikan pendaratan sebuah helikopter ..koq bisa mendarat tidak harus di lapangan terbang dan bisa ngambang di udara ?, saking senangnya saya bersama teman2 lain berusaha mendekat ketika helikopter itu dekat sekali dengan tanah terasa sekali hembusan angin nya yang sangat kuat sampai nyaris kami terinjak injak oleh kuda dari satuan pengaman kaveleri. Helikopter yang saya saksikan ini bentuknya aneh badan nya bulat terbuat dari kaca semua terus ekornya dari besi silang-silang kelihatan telanjang yang sekarang saya tahu ini helikopter jenis Bell 47 G .

  Kemudian pada Tahun 1970 setelah lulus Sekolah teknik Pajajaran ,karena orang tua saya memperhatikan anak cikalnya berminat dalam bidang penerbangan maka saya di hijrah kan ke Jakarta numpang di keluaraga paman dan di daftarkan di sekolah STM Penerbangan, mulai disinilah semua angan2 saya dapat te realisasi dimana saya dapat pelajaran teori dasar bagaimana sebuah pesawat bisa terbang yang lebih menyenangkan lagi selain praktek bongkar pasang mesin pesawat yaitu dapat kesempatan menghidupkan mesin pesawat jenis Harvard untuk peraktek di sekolah wah..bangga nya bukan main ...karena kita dapat mengerjakan dari mulai membongkar mesin sampai membangun kembali dan pesawat dapat di hidupkan kembali.

     Pada tahun 1972 yang sangat berkesan adalah pertama kali saya mendapat kesempatan menumpang pesawat terbang yaitu dari Lanud Husein.S ke Lanud Halim.P dengan pesawat Hercules TNIAU bersama teman2 siswa STM Penerbangan ketika selesai melakasanakan tugas peraktek kerja sekolah di Lanud Husein Sastranegara, selama dalam penerbangan itu kami siswa2 diberi kesempatan masuk keruang kemudi untuk menyaksikan bagaimana seoarang Pilot mengemudikan pesawat terbang, dalam pikiran saya terlintas kembali cita-cita waktu di SD wah ..apakah saya suatu saat nanti bisa ada diruang ini dan mengemudikan pesawat sendiri. ?

    Tahun 1973 saya lulus dari STM Penerbangan dengan tekad dan semangat cita2 itu saya mendaftar untuk menjadi Penerbang setelah menjalani beberapa test di perusahan Garuda juga Merpati ternyata tidak diterima saya dinyatakan kurang memenuhi syarat untuk menjadi penerbang karena tinggi dan berat badan saya tidak seimbang bentuk tubuh saya kurus tinggi, saat itu saya sempat patah semangat ternyata tidak mudah menjadi seorang Pilot itu walaupun dengan bekal pengetahuan dari sekolah khusus penerbangan, namun minat saya di bidang penerbanagn tetap tidak luntur ,maka pada waktu ada pembukaan LPPU Curug saya mendaftar lagi tetapi untuk Mekanik pertimbangan saya tidak jadi pilot tidak apa yang penting masih disekitar penerbangan dan lagi saya sudah banyak bekal pengetahuan dan peraktek seorang mekanik di sekolah, setelah melalui proses test segala macam akhirnya saya dinyatakan lulus diterima jadi siswa mekanik di LPPU saya sangat senang dan bersyukur waktu itu.

    Pada tahun 1974 setelah dinyatakan lulus untuk menjadi siswa Meknik itu beberapa hari kemudian saya dengan beberapa calon siswa lain dengan hasil nilai terbaik ,di panggil khusus ke Curug ternyata ditawari untuk diberi kesempatan ikut test menjadi siswa penerbang karena jumlah siswa penerbang yang lulus test kurang dari porsi kebutuhan sebenarnya, yang saya rasakan saat itu adalah rasa senang karena kesempatan untuk meraih cita cita terbuka lagi tetapi perasaan lain takut tidak lulus dan kecewa juga cukup kuat .

    Akhirnya dengan tekad dan di iringi do'a tulus orang tua ,Alhamdulillah Allah S.W.T memberi kemudahan kepada saya sehingga dapat lulus dari test dan akhirnya diterima menjadi siswa Penerbang Angkatan XXI bersama dua calon siswa lain.

    Kemudian Tahun 1975 setelah melalui proses pendidikan teori didarat ,tahapan latihan terbang ,berbagai test dan ujian dengan perjuangan phisik maupun mental selama satu tahun penuh akhirnya dapat saya lalui dengan penuh suka dan duka , dari jumlah sisawa penerbang seluruhnya 60 orang ,saya termasuk 32 orang siswa yang dinyatakan lulus sampai akhir nya di wisuda menjadi Penerbang dengan dihadiri kedua orang tua dan beberapa kerabat .Dengan meneteskan air mata syukur di pangkuan oarang tua yang telah membiayai sekolah dan selalu mengiringi dengan do'anya pada setiap langkah saya sehingga atas ijin dan ridho Allah.S.W.T akhir nya " Cita cita ingin menjadi seorang Penerbang " yang selalu saya tulis waktu di sekolah dasar Alhamdulillah menjadi kenyataan.

     Beberapa minggu setelah di wisuda dimana saatnya untuk penyerahan para siswa kepada pihak perusahaan sponsor yang akan memperkerjakan kami nantinya ,ternyata saya dengan beberapa teman lain mendapat sponsor Pertamina dimana perusahan tersebut membutuhkan penerbang Helikopter maka kami diminta untuk menambah pendidikan tambahan Helikopter selama 10 bulan.

     Ditahun 1975 inilah dimulainya saya menggeluti seluk beluk helikopter dan mulai membiasakan merubah konsep terbang ,yang sebelumnya latihan terbang dengan pesawat sayap tetap ( Fixed Wing ) dengan jenis Beechcraft Baron dan Beechcraft Musketeer maka kemudian saya harus mulai belajar lagi menerbangkan pesawat helikopter yang konsepnya agak berbeda ,helikopter latih yang di gunakan adalah jenis Hughes 500.C

    Pada mula nya rasa kesulitan timbul ternyata tidak mudah untuk menerbangkan helikopter itu rasanya kembali dari nol lagi walaupun sudah mengantongi 215 jam terbang di pesawat Fixed wing , kenyataan nya yang paling sulit adalah terbang hover yaitu posisi terbang mengambang harus diam tidak bergerak ini salah satu kelebihan dari helikopter yang tidak mungkin dilakukan oleh pesawat fixed wing, untuk belajar melakukan ini sampai-sampai rasanya lapangan sepak bola saja rasanya kurang cukup luas untuk mendiamkan helikopter ,pesawat bergerak terus kemana mana dengan liar dan naik turun setinggi pohon kelapa sampai terasa bercucuran keringat dari telapak tangan saking teganng memeras pegangan cyclick ( tongkat kendali ).

    Tapi lama lama dengan sering nya latihan dan dipacu oleh keras disiplinnya para instruktur terbang ,akhir nya helikopter itu dapat dikendalikan dengan mulus sampai akhirnya dapat merasakan pengalaman nikmatnya menerbangkan helikopter bukannya kita yang diterbangkan oleh helokopter ,ternyata ini adalah salah satu seni kalau kita sudah menjiwainya.

    Yang sebelumnya tidak terbayangkan adalah pengalaman yang menyenangkan pada saat latihan terbang confind area ( mendarat di tempat area terbatas ) apalagi saat terbang solo atau mutual yaitu terbang tanpa didampingin instruktur ,dimana dengan helicopter kita bisa mendarat di lapangan di kampung-kampung , terbang menyusuri sungai, mendarat di puncak gunung gede ditempat kemah2 para pendaki gunung...wah saat itu bukan main senang dan bangga nya , walaupun sekali-sekali kita dapat hukuman dari instruktur kalau ketahuan terbang melewati batas keselamatan , tapi memamng ini diperlukan untuk kontrol agar siswa membiasakan disiplin dan mengutamakan keselamatan .
Setelah 10 bulan melaksanakan pendidikan Helikopter dan telah mendapatkan license CPL Helicopter , tibalah saatnya kami diserahkan kepada perusahan sponsor.

    Pada 01 Januari 1976 resmi saya menjadi karyawan PT.Pelita Air Service ( anak perusahaan Pertamina ) .
Disinilah awal perjalanan saya mencari nafkah bekerja sebagai Penerbang dengan seluk beluknya menerbangkan beberapa jenis tipe helikopter yaitu : HUGHES 500, BELL-206, PUMA-SA.330, SUPER PUMA-AS.332, BELL-412 EP, melakasanakan berbagai misi penerbangan dari mulai operasi penerbangan seismik mengangkut para pekerja dan peralatan nya di pedalaman hutan dengan tidur di tenda dan mandi di sungai, mengangkut peralatan rig dengan sling load , misi penerbangan di lepas pantai ( off shore) sampai kepada misi penerbangan kenegaraan ,VVIP dapat kepercayaan untuk menerbangankan orang nomor satu di indonesia ( RI. 1 ) ini merupakan kebanggaan tersendiri, juga pengalaman terbang yang menegangkan pada Th 1980 yaitu misi militer di Timor timur mengangkut tentara dengan segala kebutuhannya bahkan mengangkut jenasah2 yang tertembak .

    Dengan mengucap Syukur kepada Allah S.W.T atas perlindungan dan karunianya selama saya berkiprah jadi penerbang ,Alhamdulillah saya di beri kesehatan dan keselamatan sehingga terhindar dari kecelakan-kecelakan hingga dapat menuntaskan tugas diperusahaan sampai akhir, dimana dengan mengantongi jam terbang hampir mencapai 10.000 dalam masa kerja 34 tahun.
    Insya Allah pada th 2010 bulan November nanti saya akan menjalani Masa persiapan pensiun ( MPP )
Dengan ketentuan profesi Penerbang dapat sampai usia 65 tahun , insyaAllah dengan berharap ijin dan ridho nya Allah.S.W.T saya akan melanjutkan pekerjaan yang saya cintai ini dengan senang hati.

    Akhir kata selamat berkunjung ke blog saya semoga tulisan dan karya  ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca semua, khusus nya bagi anda yang baru ingin mengenal "dunia Helikopter" maupun bagi para profesional yang sudah mencintai dunia penerbangan.
    Semoga Allah S.W.T selalu memberi perlindungan dan karunia NYa kepada kita semua sehingga kita dapat terhindar dari malapetaka dan bencana dan di mudahkan dari segala urusan......amin.

Tanngerang , 2 Februari 2010
 A.Tatang Sutarya

5 comments:

  1. Hebat euy, urang mah can aya waktu bikin blog, isinya cukup lengkap bisa jadi motivator terutama buat anak-anak ku, tapi itu narasinya diedit lagi atuh biar tambah menarik he..he..

    ReplyDelete
  2. Nuhun saranna ...ya ini masih loba kekurangan ,maklum baru lahir yeuh.. .

    ReplyDelete
  3. great story....bang !...saya junior abang yg tamat 22 tahun stelah bang tatang....bangga liat senior yg rating helicopternya lumayan lengkap..!

    ReplyDelete
  4. HEBAT!!!
    saya masih belum bisa membayangkan, apa rasanya jika mimpi jadi kenyataan. Pasti senengnya bukan main yah?
    "Usaha, dan kerja keras"

    ReplyDelete
  5. To Jipi dan anoymous terima kasih komen nya, semua ini terjadi karena kehendak Allah semata, kita sebagai mahluknya hanya berusaha dan ber do'a.

    ReplyDelete

Terima kasih anda telah memberikan komentarnya disini.