Thursday, July 22, 2010

Landing dikerumuni masyarakat

Oleh : Kang Tatang

Helikopter mendarat di bandara atau di di helipad yang lokasinya sudah permanen di suatu tempat proyek, itu hal biasa artinya tidak perlu diragukan masalah keamanan sekitar tempat pendaratannya , juga tidak ada hal-hal yang menarik untuk diperhatikan.

Tapi lain hal nya disaat melaksanakan misi penerbang untuk kunjungan pejabat pemerintahan kedaerah-daerah , dimana helikopter sering kali harus mendarat di tempat terbuka suatu lapangan di pedalaman atau pedesaan , ini sangat menarik untuk diperhatikan dan juga harus extra hati-hati mengenai keamanannya walaupun petugas setempat sudah disiapkan   .. kenapa demikian..?



Kareana kita harus menghadapi masyarakat sekitarnya yang akan menyerebu kita secara sepontan untuk mendekati tempat pendaratan , kadang petugaspun kewalahan menghadapinya sampai-sampai ada sebagian anak-anak malah berusaha beraada di bahah heli karena senang bermain dengan hembusan angin downwash ,  ach ini..jadi ingat masa kecil.

Cukup dimengerti  sih ..kenapa masyarakat di pedesaan begitu antosiasnya ingin melihat helikopter langsung dari dekat ,jangan kan penduduk desa orang kota pun sangat langka yang dapat melihat langsung yang namanya helikopter.

Makanya penduduk didesa begitu mendengar gemuruh suara heli yang keras langsung meninggalkan kegiatannya ,apalagi anak-anak yang lagi belajarpun spontan meninggalkan kelasnya menuju suara heli walaupun jaraknya cukup jauh untuk mencapai tempat pendaratan.

Helikopter ini dijadikan hiburan yang sangat menarik bagi mereka sebagian menyebutnya “ Burung besi yang besar “ katanya .


Ketika heli sudah parkir biasanya mereka berdesakan ingin mendekat untuk menyentuhnya dan tidak akan beranjak dari tempat sampai heli berangkat lagi ,lucunya mereka lebih senang memperhatikan kendaraannya dari pada memperhatikan  siapa penumpangnya yang datang  khusus berkunjung kedaerahnya sendiri,
bahkan secara sepontan banyak juga para pedagang makanan,minuman yang dipikul disekeliling lapangan turut meramaikan.

Pernah juga saya menyaksikan pengalaman yang lucu dan mengharukan yaitu ketika parkir di lapangan bola dipedalaman kalimantan ,ketika masyarakat lain sudah tertib pada duduk disekitar heli dan diawasi  oleh petugas keamanan setempat, tiba-tiba ada searang ibu tua mengendong anak bayi dan berusaha menerobos petugas untuk mendekat dan bernegosiasi dengan bahasa daerah yang saya tidak mengerti,setelah petugas menjelaskan  rupanya ibu itu minta ijin untuk berdo’a dekat heli ,yang selanjutnya dia mengelus-ngelus skid heli dengan kumat-kamit kemudian mengelus muka bayinya dan juga mengelus tangan saya sambil komat-kamit seperti baca mantera.

Setelah ibu itu pergi meninggalkan heli saya tanya petugas keamanan lagi dan jawabannya ,bahwa ibu tadi seorang dukun dikampung itu dia berdo’a untuk keselamatan para pendatang sekalian mendoa’a kan cucunya agar kelak jadi supir Burung besi katanya.. ooh. semoga

Ya kita sebagai pendatang kadang harus menghormati dan mengharagai niat baiknya penduduk setempat ,termasuk memberikan kesempatan mereka untuk menikmati tontonan barang lanka si “ Burung besi “ kadang saya dengan rekan crew lainnya berada di pesawat heli juga sebagaai tontonan mereka disaat kami tidak di sediakan tempat untuk menunggu selama parkir ,selain sebagai hiburan juga sebagai kenangan sendiri dapat berinteraksi dengan pendudukan daerah dengan bahasanya sendiri-sendiri.

Terus terang saya sebagai Pilot Helikopter selain bangga jadi sopir nya juga bangga dapat banyak kesempatan mengunjungi daerah-daerah di negeri kita ini ,sehingga dapat menyaksikan langsung keindahan alam dan budayanya juga berinteraksi dengan mendengarkan bahasanya yang beragam .

1 comment:

  1. teringat masa kecil di kampung, waktu ada heli mendarat ane belan-belain ngejar padahal jaraknya ampe satu kilo lebih, tapi sayang gitu mendarat tetap gak bisa mendekat, soalnya dikasih garis pembatas semacam garis polisi tuh.
    btw nice info bro.

    ReplyDelete

Terima kasih anda telah memberikan komentarnya disini.